Wednesday 23 September 2015

Review karya Lee Cameron Mc Donald “Western Political Theory” : karl marx

oleh : Hasan Sadeli



 
Karl  Marx adalah anak laki-laki tertua dan anak kedua dari delapan bersaudara dalam keluarganya.Ia lahir pada Mei 1818 di Trier, Jerman. Orang tuanya adalah Yahudi yang dipencilkan dan dibedakan hingga diperkenalkannya Undang-Undang Napoleon yaitu era baru persamaan. Ayahnya, Heinrich Marx, selama periode kebebasan itu menjadi borjuis liberal, seorang pengacara. Kemudian, Napoleon menarik beberapa kebebasan yang dijamin terhadap Yahudi dan akhirnya Pangeran Prusia membatasi kebebasan yang lainnya dengan undang-undang Anti-Yahudi tahun 1816.Mundurnya ke posisi yang rendah dengan tiba-tiba ini, secara psikologi lebih membahayakan dibandingkan tekanan yang tetap terhadap orang Yahudi.Karl Marx lahir dalam pertengahan periode frustasi yang hebat.Sejak kelahiran Karl Marx orangtuanya menjadi Kristen yang mungkin untuk mendapatkan keamanan dari raja.Ayahnya mengakui kesalahan dan memohon pengampunan, tindakan yang memalukan ini pada akhirnya menjadi sumber kebencian bagi Karl Marx.
Pada umur tujuhbelas tahun, Marx masuk Fakultas Hukum di Universitas Bonn pada tahun 1835.Marx muda adalah murid yang pandai dan cepat berkembang terutama dalam literatur.Tahun 1836, Marx dipindahkan ke Universitas Berlin untuk mempelajari ilmu hukum. Di sinilah ia menyerap sistem Hegel, terlihat dari ketertarikannya dalam materialime. Pada tahun 1841, Marx berencana untuk mengikuti karir pendidikan namun ia mengambil pekerjaan sebagai reporter untukRheneische Zeitung yang pada tahun depannya ia menjadi editor. Sumber lain menyatakan bahwa harapan awalnya untuk menjadi pengajar di Universitas Born tidak diterima karena pandangan politiknya yang ekstrim, sehingga ia bergabung menjadi reporter dalam Koran yang radikal tersebut karangan-karangan tersebut adalah borjuis namun kritis terhadap pemerintahan Prusia, Marx menemukan dirinya penulis yang radikal. Karena tindakannya tersebut jurnalnya ditahan oleh yang berkuasa pada tahun 1843. Ironisnya, Marx lama diberi label komunis sebelum ia mengakui label tersebut. Pemberederan terhadap karyanya tersebut akhirnya mendorongnya untuk tertarik terhadap politik dan ekonomi.Tahun 1844 Marx menulis ide-idenya dalam artikel tentang interpretasinya terhadap ekonomi.

Manifesto Komunis

Pemikiran yang dikemukakan Marx dan Engels dalam rumusan Manifesto Komunis adalah perjuangan kelas. Rumusan ini dimulai dengan kalimat pembuka yang diharapkan dapat menggugah pembacanya serta menjelaskan mengapa dan bagaimana “sejarah dari semua masyarakat yang ada sampai saat ini merupakan cerita dari perjuangan kelas” dan bagaimana “eksekutif negara modern atau komite mengelola permasalahan umum dari keseluruhan borjuis”. Kelas borjuis mengeksploitasi kelas proletar yang menurut Marx menggali lubang bagi borjuis itu sendiri.  Kelas borjuis adalah mereka yang miliki alat-alat produksi dan memperoleh keuntungan kapital dan material dengan mengeksploitasi kelas pekerja atau proletar itu sendiri.  Marx dan Engles menyatakan akan muncul kelas pemerintah yang baru yaitu proletar.
Berkaitan dengan eksploitasi terhadap kelas pekerja oleh borjuis menurut Suhelmi akan menciptakan antagonisme kelas yang pada akhirnya akan melahirkan krisis revolusioner.] Situasi yang seperti ini membuat kelas pekerja menjadi kelas revolusioner yang menghendaki perubahan struktural, mengambil kekuasaan dengan paksa dan melakukan transformasi struktural sosial secara revolusioner.
Beberapa peron penting dari pemikiran Marx dan Engels dalam Manifesto Komunis ini di antaranya adalah kemajuan pendapatan pajak dan bebas biaya pendidikan umum terlihat kurang mengejutkan bagi kita dibandingkan mereka. Namun penghapusan pemilikan tanah secara pribadi, kepemilikan negara terhadap alat-alat dasar produksi, dan penghapusan warisan adalah peninggalan pemikiran komunisme saat ini. Sehingga sebagai hasilnya adalah perbedaan kelas antara kelas borjuis dengan kelas pekerja akan hilang, politik juga akan hilang dan akhirnya semua akan memiliki persatuan di mana perkembangan untuk setiap orang juga menjadi kondisi dalam perkembangan semuanya. Dengan demikian, Marx dan Engels menggambarkan kelas pekerja di seluruh dunia menang dan bersatu.
Ketika karya mereka mulai jelas di Belgia, Marx juga harus menghadapi pengusiran dari pemerintah Belgia. Namun ketika ia kembali ke Paris ia merasa nyaman karena revolusi sedang berlangsung di Paris, sementara di tempat yang lain juga sedang berlangsung seperti Roma, Milan, Venice, Berlin, Vienna, dan Budapest seperti yang diprediksikannya sebelumnya. Marx mengatakan tidak ambil bagian dalam pembentukan revolusi di Jerman. Tahun-tahun ketika ia kembali ke Berlin ia mengungkit mengenai tulisannya yang pro terhadap kelas borjuis untuk mau mengikuti sarannya. Karena usahanya ini, ia dituduh melakukan penghasutan dan ia ditahan. Ia membuat pidato yang sangat kuat dan lama pada saat pengujiannya, yang akhirnya ia diputuskan bebas dari tuduhan penghasutan tersebut. Setelah diusir dari Prusia Juli 1849 salah satu tempat yang menjadi tujuannya adalah Inggris. Ia menghabiskan hidupnya dengan pinjaman dari Engles dan menghabiskan hari-harinya di ruang baca Museum Inggris, dan ia menghasilkan karyanya sebanyak 23 buku, bahkan karyanya yang terbesar yaitu Das Kapital tahun 1867 volume pertama.

Materialisme Sejarah dan Dialektika

Marx menyatakan dirinya bukanlah seorang Marxisme.Marx tidak pernah menyusun “sistem marxisme” secara lengkap.Sebagian besar pengikutnya telah melakukan hal tersebut. Sebagai contoh ia memberikan sangat sedikit perhatian secara langsung terhadap teori materialisme dialektis. Pengaruh Hegel dapat dilihat dalam semua karya Marx.Hal ini dapat dimengerti karena merupakan pengakuannya sendiri yang sejak masa mudanya telah mengakui dirinya sebagai Hegelian. Dialektika Marx datang atau diispirasi dari Hegel.
Mengenai dialektika terdapat perbedaan antara Hegel dan Marx. Dialektika adalah—baik menurut Hegel dan Marx—proses antagonisme tesis versus antithesis yang kemudian melahirkan sistesis. Proses dialektika Hegel terjadi dalam dunia gagasan atau ide, sementara Marx memandang proses dialektika itu terjadi dalam dunia material. Selain perbedaan objek pembicaraan filosofis juga terdapat perbedaan fungsi objek tersebut.Bagi Hegel fungsi objek filosofis selalu datang terlambat dan hanya untuk memahami dunia bukan untuk mengubah dunia.Sementara Marx memandang bahwa objek pembicaraan filosofis adalah untuk mengubah dunia.  Bagi Marx filosofis kelas adalah inti dari sejarah dan ia percaya bahwa filsafat sosial secara harfiah akan berhenti dan akan menjadi ilmu sosial yang deskriptif.
Beberapa yang menjadi materialis terkemuka dengan mengkritk Hegel yang idealis adalah Marx, Engels dan Ludwig Feuerbach. Feuerbach adalah Hegelian muda yang menyatakan bahwa Hegel tidak mengakhiri apa pun dari karyanya namun disarankan untuk memulainnya kembali. Ia menyatakan Hegel adalah orang yang sombong karena ia menolak filsafat dan aliran ketuhanan yang tradisional. Kritik Feuerbach ini bermanfaat bagi Marx dan Engels, namun Marx balik mengkritik Feuerbach karena kurang mengerti dialektika itu sendiri.
Pemikiran idealisme Hegel menyatakan bahwa gagasan adalah aktifitas pikiran yang bergantung pada keberadaan kesadaran. Singkatnya ia menyatakan bahwa kesadaran menentukan hidup bukan hidup yang menentukan kesadaran. Sementara ini berbeda dengan pemikiran Marx, yaitu hidup untuk berpikir atau hidup yang menentukan kesadaran.Marx berpikiran bila menggunakan mitologi belaka sebagai subjek, hal tersebut dapat mengaburkan dalam spekulasi akademik. Berdasarkan uraian ini, mengutip dari Sandersondialektika Marx adalah pertentangan langsung dari dialektika Hegel.

Teori Perkembangan Obyektif

Marx tidak menyangkal kapasitas manusia untuk berpikir, tetapi ia telah menemukan kekuatan ekonomi yang tak dikenal yang mempertajam kapasitas manusia tersebut. Marx berpendapat bahwa hubungan-hubungan resmi manusia dapat dipahami dari kondisi-kondisi material kehidupan telah berakar dalam kehidupan manusia, bukan berdasarkan kemajuan pemikiran mereka.Dalam produksi sosial, di mana orang-orang mengadakan kegiatannya, mereka masuk ke dalam hubungan yang lepas dari keinginannya.Hubungan-hubungan produksi ini dapat disamakan dengan tingkat perkembangan kekuatan-kekuatan produksi mereka. Jumlah total hubungan-hubungan produksi ini menyusun struktur ekonomi sosial sebagai fondasi yang sebenarnya dan pada akhirnya akan diikuti oleh superstruktur politik atau yang lainnya. Atau dengan kata lain model produksi atau kekuatan-kekuatan produksi material merupakan basis yang menentukan proses sosial, politik dan agama—yang merupakan superstruktur. Berdasarkan hal ini dapat dilihat bahwa yang penting dalam pemikiran Marx adalah hubungan-hubungan sosial sangat erat kaitannya dengan kekuatan-kekuatan produksi.
Dalam pembicaraan sejarah muncul dua sistem yang saling melengkapi yaitu konflik yang berlangsung secara lambat dan cepat.Pada tingkat perkembangan masyarakat tertentu, kontradiksi antara kekuatan-kekuatan produksi material dalam masyarakat dengan hubungan-hubungan produksi yang ada termanifestasi dalam bentuk konflik.Dalam bentuk perkembangan kekuatan-kekuatan produksi, hubungan-hubungan produksi ini pada gilirannya menjadi belenggu yang akhirnya menjadi revolusi sosial.Pertentangan atau munculnya revolusi dalam kehidupan masyarakat bukanlah karena kesadaran pemikirannya tetapi karena pertentangan materi kehidupan.Pertentangan materi kehidupan ini mungkin dapat disamakan dengan kesenjangan ekonomi. Berdasarkan pertentangan materi kehidupan tersebut, Marx membagi beberapa beberapa periode sejarah, yaitu: ekonomi agrarian primitif, ekonomi perbudakan dunia kuno, ekonomi feudal, ekonomi borjuis, dan yang terakhir ekonomi sosialis. Perkembangan sejarah ini—yang berlangsung secara cepat atau lambat—dibuat oleh kemajuan zaman Pencerahan oleh kekuatan-kekuatan material yang tidak terkendali daripada inisiatif dan pemikiran manusia.  Perkembangan sejarah ini dapat dipertegas dengan analisis Marx, bahwa hubungan-hubungan produksi material atau keberadaan sosial seseoranglah yang menentukan kesadaran.
Marx dapat juga dikatakan memiliki ideologi yang potensi dan juga teori ideologi yang teliti. Dalam The German Ideology, ia dan Engels membandingkan cara melihat dunia dan cara kamera menangkap gambar dan merekamnya secara terbalik. Bagian dalam mata kita mencatat sekumpulan keyakinan-keyakinan yang menentukan tindakan dalam dunia material.Namun, “proses kehidupan aktual” adalah tindakan dalam dunia material yang menentukan sekumpulan keyakinan-keyakian.Komunisme adalah gerakan yang sebenarnya bukan berdasarkan kata-kata saja tetapi bertindak.
Walaupun Marx telah menempatkan ekonomi menjadi perhatian yang paling utama dalam asumsinya, ia tidak mengemukakan bukti bahwa ekonomi merupakan faktor yang lebih menentukan dibandingkan umur, nasionalisme, hubungan darah, curah hujan tiap tahunnya atau sejumlah “fundamental” lainnya yang tak terbatas. Metedologi pragmatisme empiris Marx memang telah menjadi kekuatan sekaligus kelemahannya.Sebagaimana diketahui bahwa konsep-konsep tentang kelas sosial dan pertarungan antar kelas dalam masyarakat modern adalah inti penemuan Marx  Menjadi kekuatan karena sarjana-sarjana tidak dapat dan tidak mengenyampingkan penemuan monumentalnya tersebut. Menjadi kelemahan karena hubungan kelas ekonomi dengan ideologi tidak pantas dianggap sebagai penyebab sejarah yang utama hingga penemuan monumental yang sama digunakan terhadap semua penyebab kemungkinan dari semua periode sejarah.
Sering dikatakan bahwa kegagalan Marx yang paling mencolok adalah tidak dapat menjelaskan posisi kelas yang dibelanya.Ia merupakan kelas menengah, sementara yang kelas yang dibelanya adalah kelas proletar. Kelas proletar atau pekerja adalah kaum yang tidak memiliki alat-alat dan bentuk-bentuk produksi seperti yang dimiliki kaum borjuis.Kaum pekerja hanyalah menjual tenaga kerja kepada kelas penindas hanya sekadar mereka untuk tetap bisa hidup. Marx bertindak sebagai orang yang berdiri di luar sistem, ia lebih tertarik pada kekuatan sosial berskala besar yang menggerakkan sejarah daripada kesadaran yang dilakukan seorang individu saja. Misalnya saja dalam tulisannya The Eighteenth Brumaire, ia menunjukkan sensitifnya mengenai hal tersebut. Dalam asumsinya, sejarah tidak digerakkan oleh tokoh-tokoh besar melainkan oleh massa rakyat yang banyak. Marx menempatkan dirinya menjadi orang luar dari kelas yang dibela sebagai komentator yang aktif, yang dapat melihat kepentingan kelas tersebut secara jelas.Ia mengatakan secara ilmiah ia dapat mengetahui dengan benar apa kepentingan atau keinginan kelas. Bauer dan Ruge memberikan kritik terhadap pernyataan Marx, mereka menyatakan bahwa hanya orang dalam kelas itu sendirilah yang mengerti kepentingan mereka, standar kelas atau kepentingan kelas.
Sementara Schumpeter mengatakan bahwa konsep kepentingan kelas Marx itu hampir senilai dengan interpretasi sejarah ekonomi itu sendiri. Tanpa kriteria kelas yang secara alamiah objektif akan sulit untuk ditetapkan bahwa kelas adalah motif fundamental dalam kekuatan sejarah. Teori perkembangan objektif sejarah Marx telah dirusak oleh faktor-faktor interpretasi subjektifnya.Jika konsep kelas menjadi kunci dalam interpretasi ekonomi, dan konsep kelas menjadi ambigu, maka kembali ke pertanyaan semula yaitu, mengapa ekonomi menjadi penting bagi Marx sendiri?Jawabnya adalah karena kapitalis telah membuat ekonomi begitu penting.Berdasarkan uraian ini, penulis berpendapat bahwa ketidakmampuan Marx menjelaskan mengapa ekonomi dan kelas begitu penting dalam sejarah manusia adalah hanya karena Marx sendiri ingin mengkritik para kapitalis yang telah mengutamakan ekonomi.

Kesimpulan

Sebagai teoretis sosial Marx juga dikenal sebagai tokoh propokatif dan berpengaruh.Pendirian fundamentalnya bahwa kelas adalah penentu utama dalam pemikiran atau sejarah umat manusia mendorong sarjana-sarjana untuk mencari penyebab sosial dalam keterangan yang baru. Kelas borjuis adalah target yang menjadi kritik Marx serta karakteristik kelas borjuis adalah kebenaran. Namun membagi masyarakat dengan hanya dua kelas tidaklah semudah itu.Sehingga Komunis yang sekarang juga dengan mudah mengikuti asumsi ini, masyarakat hanya terdiri dari dua kelas. Bila tidak memihak pada kelas yang satu maka ia merupakan lawan kelas tersebut. Idealnya komunisme adalah tanpa eksploitasi karena menurut Marx eksploitasi ini mengurangi makna kemanusiaan itu sendiri.Marx menginginkan masyarakat hidup harmonis tanpa ada perbedaan kelas, sebagaimana tujuan dilakukakannya revolusi.



                                                                                                             

No comments:

Post a Comment