oleh : Hasan
Sadeli
Karl Marx adalah anak laki-laki tertua dan anak
kedua dari delapan bersaudara dalam keluarganya.Ia lahir pada Mei 1818 di
Trier, Jerman. Orang tuanya adalah Yahudi yang dipencilkan dan dibedakan hingga
diperkenalkannya Undang-Undang Napoleon yaitu era baru persamaan. Ayahnya,
Heinrich Marx, selama periode kebebasan itu menjadi borjuis liberal, seorang
pengacara. Kemudian, Napoleon menarik beberapa kebebasan yang dijamin terhadap
Yahudi dan akhirnya Pangeran Prusia membatasi kebebasan yang lainnya dengan
undang-undang Anti-Yahudi tahun 1816.Mundurnya ke posisi yang rendah dengan
tiba-tiba ini, secara psikologi lebih membahayakan dibandingkan tekanan yang
tetap terhadap orang Yahudi.Karl Marx lahir dalam pertengahan periode frustasi
yang hebat.Sejak kelahiran Karl Marx orangtuanya menjadi Kristen yang mungkin
untuk mendapatkan keamanan dari raja.Ayahnya mengakui kesalahan dan memohon
pengampunan, tindakan yang memalukan ini pada akhirnya menjadi sumber kebencian
bagi Karl Marx.
Pada
umur tujuhbelas tahun, Marx masuk Fakultas Hukum di Universitas Bonn pada tahun
1835.Marx muda adalah murid yang pandai dan cepat berkembang terutama dalam
literatur.Tahun 1836, Marx dipindahkan ke Universitas Berlin untuk mempelajari
ilmu hukum. Di sinilah ia menyerap sistem Hegel, terlihat dari ketertarikannya
dalam materialime. Pada tahun 1841, Marx berencana untuk mengikuti karir
pendidikan namun ia mengambil pekerjaan sebagai reporter untukRheneische
Zeitung yang pada tahun depannya ia menjadi editor. Sumber lain
menyatakan bahwa harapan awalnya untuk menjadi pengajar di Universitas Born
tidak diterima karena pandangan politiknya yang ekstrim, sehingga ia bergabung
menjadi reporter dalam Koran yang radikal tersebut karangan-karangan tersebut adalah borjuis
namun kritis terhadap pemerintahan Prusia, Marx menemukan dirinya penulis yang
radikal. Karena tindakannya tersebut jurnalnya ditahan oleh yang berkuasa pada
tahun 1843. Ironisnya, Marx lama diberi label komunis sebelum ia mengakui label
tersebut. Pemberederan terhadap karyanya tersebut akhirnya mendorongnya untuk
tertarik terhadap politik dan ekonomi.Tahun 1844 Marx menulis ide-idenya dalam
artikel tentang interpretasinya terhadap ekonomi.
Manifesto
Komunis
Pemikiran
yang dikemukakan Marx dan Engels dalam rumusan Manifesto Komunis adalah
perjuangan kelas. Rumusan ini dimulai dengan kalimat pembuka yang diharapkan
dapat menggugah pembacanya serta menjelaskan mengapa dan bagaimana “sejarah dari
semua masyarakat yang ada sampai saat ini merupakan cerita dari perjuangan
kelas” dan bagaimana “eksekutif negara modern atau komite mengelola
permasalahan umum dari keseluruhan borjuis”. Kelas borjuis mengeksploitasi
kelas proletar yang menurut Marx menggali lubang bagi borjuis itu sendiri.
Kelas borjuis adalah mereka yang miliki alat-alat produksi dan memperoleh
keuntungan kapital dan material dengan mengeksploitasi kelas pekerja atau
proletar itu sendiri.
Marx dan Engles menyatakan akan muncul kelas pemerintah yang baru yaitu
proletar.
Berkaitan
dengan eksploitasi terhadap kelas pekerja oleh borjuis menurut Suhelmi akan
menciptakan antagonisme kelas yang pada akhirnya akan melahirkan krisis
revolusioner.] Situasi
yang seperti ini membuat kelas pekerja menjadi kelas revolusioner yang
menghendaki perubahan struktural, mengambil kekuasaan dengan paksa dan
melakukan transformasi struktural sosial secara revolusioner.
Beberapa
peron penting dari pemikiran Marx dan Engels dalam Manifesto Komunis ini di
antaranya adalah kemajuan pendapatan pajak dan bebas biaya pendidikan umum terlihat kurang mengejutkan bagi kita
dibandingkan mereka. Namun penghapusan pemilikan tanah secara pribadi,
kepemilikan negara terhadap alat-alat dasar produksi, dan penghapusan warisan
adalah peninggalan pemikiran komunisme saat ini. Sehingga sebagai hasilnya
adalah perbedaan kelas antara kelas borjuis dengan kelas pekerja akan hilang,
politik juga akan hilang dan akhirnya semua akan memiliki persatuan di mana
perkembangan untuk setiap orang juga menjadi kondisi dalam perkembangan
semuanya. Dengan demikian, Marx dan Engels menggambarkan kelas pekerja di
seluruh dunia menang dan bersatu.
Ketika
karya mereka mulai jelas di Belgia, Marx juga harus menghadapi pengusiran dari
pemerintah Belgia. Namun ketika ia kembali ke Paris ia merasa nyaman karena
revolusi sedang berlangsung di Paris, sementara di tempat yang lain juga sedang
berlangsung seperti Roma, Milan, Venice, Berlin, Vienna, dan Budapest seperti
yang diprediksikannya sebelumnya. Marx mengatakan tidak ambil bagian dalam
pembentukan revolusi di Jerman. Tahun-tahun ketika ia kembali ke Berlin ia
mengungkit mengenai tulisannya yang pro terhadap kelas borjuis untuk mau
mengikuti sarannya. Karena usahanya ini, ia dituduh melakukan penghasutan dan
ia ditahan. Ia membuat pidato yang sangat kuat dan lama pada saat pengujiannya,
yang akhirnya ia diputuskan bebas dari tuduhan penghasutan tersebut. Setelah
diusir dari Prusia Juli 1849 salah satu tempat yang menjadi tujuannya adalah
Inggris. Ia menghabiskan hidupnya dengan pinjaman dari Engles dan menghabiskan
hari-harinya di ruang baca Museum Inggris, dan ia menghasilkan karyanya
sebanyak 23 buku, bahkan karyanya yang terbesar yaitu Das Kapital tahun
1867 volume pertama.
Materialisme
Sejarah dan Dialektika
Marx
menyatakan dirinya bukanlah seorang Marxisme.Marx tidak pernah menyusun “sistem
marxisme” secara lengkap.Sebagian besar pengikutnya telah melakukan hal
tersebut. Sebagai contoh ia memberikan sangat sedikit perhatian secara langsung
terhadap teori materialisme dialektis. Pengaruh Hegel dapat dilihat dalam semua
karya Marx.Hal ini dapat dimengerti karena merupakan pengakuannya sendiri yang
sejak masa mudanya telah mengakui dirinya sebagai Hegelian. Dialektika
Marx datang atau diispirasi dari Hegel.
Mengenai
dialektika terdapat perbedaan antara Hegel dan Marx. Dialektika adalah—baik
menurut Hegel dan Marx—proses antagonisme tesis versus antithesis yang kemudian
melahirkan sistesis. Proses dialektika Hegel terjadi dalam dunia gagasan atau
ide, sementara Marx memandang proses dialektika itu terjadi dalam dunia
material. Selain perbedaan objek pembicaraan filosofis juga terdapat perbedaan
fungsi objek tersebut.Bagi Hegel fungsi objek filosofis selalu datang terlambat
dan hanya untuk memahami dunia bukan untuk mengubah dunia.Sementara Marx
memandang bahwa objek pembicaraan filosofis adalah untuk mengubah dunia.
Bagi Marx filosofis kelas adalah inti dari sejarah dan ia percaya bahwa
filsafat sosial secara harfiah akan berhenti dan akan menjadi ilmu sosial yang
deskriptif.
Beberapa
yang menjadi materialis terkemuka dengan mengkritk Hegel yang idealis adalah
Marx, Engels dan Ludwig Feuerbach. Feuerbach adalah Hegelian muda yang
menyatakan bahwa Hegel tidak mengakhiri apa pun dari karyanya namun disarankan
untuk memulainnya kembali. Ia menyatakan Hegel adalah orang yang sombong karena
ia menolak filsafat dan aliran ketuhanan yang tradisional. Kritik Feuerbach ini
bermanfaat bagi Marx dan Engels, namun Marx balik mengkritik Feuerbach karena
kurang mengerti dialektika itu sendiri.
Pemikiran
idealisme Hegel menyatakan bahwa gagasan adalah aktifitas pikiran yang
bergantung pada keberadaan kesadaran. Singkatnya ia menyatakan bahwa kesadaran
menentukan hidup bukan hidup yang menentukan kesadaran. Sementara ini berbeda
dengan pemikiran Marx, yaitu hidup untuk berpikir atau hidup yang menentukan
kesadaran.Marx berpikiran bila menggunakan mitologi belaka sebagai subjek, hal
tersebut dapat mengaburkan dalam spekulasi akademik. Berdasarkan uraian ini,
mengutip dari Sandersondialektika Marx adalah pertentangan langsung dari
dialektika Hegel.
Teori
Perkembangan Obyektif
Marx
tidak menyangkal kapasitas manusia untuk berpikir, tetapi ia telah menemukan
kekuatan ekonomi yang tak dikenal yang mempertajam kapasitas manusia tersebut.
Marx berpendapat bahwa hubungan-hubungan resmi manusia dapat dipahami dari
kondisi-kondisi material kehidupan telah berakar dalam kehidupan manusia, bukan
berdasarkan kemajuan pemikiran mereka.Dalam produksi sosial, di mana
orang-orang mengadakan kegiatannya, mereka masuk ke dalam hubungan yang lepas
dari keinginannya.Hubungan-hubungan produksi ini dapat disamakan dengan tingkat
perkembangan kekuatan-kekuatan produksi mereka. Jumlah total hubungan-hubungan
produksi ini menyusun struktur ekonomi sosial sebagai fondasi yang sebenarnya
dan pada akhirnya akan diikuti oleh superstruktur politik atau yang lainnya.
Atau dengan kata lain model produksi atau kekuatan-kekuatan produksi material
merupakan basis yang menentukan proses sosial, politik dan agama—yang merupakan
superstruktur. Berdasarkan hal ini dapat dilihat bahwa yang penting dalam
pemikiran Marx adalah hubungan-hubungan sosial sangat erat kaitannya dengan
kekuatan-kekuatan produksi.
Dalam
pembicaraan sejarah muncul dua sistem yang saling melengkapi yaitu konflik yang
berlangsung secara lambat dan cepat.Pada tingkat perkembangan masyarakat
tertentu, kontradiksi antara kekuatan-kekuatan produksi material dalam
masyarakat dengan hubungan-hubungan produksi yang ada termanifestasi dalam
bentuk konflik.Dalam bentuk perkembangan kekuatan-kekuatan produksi,
hubungan-hubungan produksi ini pada gilirannya menjadi belenggu yang akhirnya
menjadi revolusi sosial.Pertentangan atau munculnya revolusi dalam kehidupan
masyarakat bukanlah karena kesadaran pemikirannya tetapi karena pertentangan
materi kehidupan.Pertentangan materi kehidupan ini mungkin dapat disamakan
dengan kesenjangan ekonomi. Berdasarkan pertentangan materi kehidupan tersebut,
Marx membagi beberapa beberapa periode sejarah, yaitu: ekonomi agrarian
primitif, ekonomi perbudakan dunia kuno, ekonomi feudal, ekonomi borjuis, dan
yang terakhir ekonomi sosialis. Perkembangan sejarah ini—yang berlangsung
secara cepat atau lambat—dibuat oleh kemajuan zaman Pencerahan oleh
kekuatan-kekuatan material yang tidak terkendali daripada inisiatif dan
pemikiran manusia. Perkembangan sejarah ini dapat dipertegas dengan
analisis Marx, bahwa hubungan-hubungan produksi material atau keberadaan sosial
seseoranglah yang menentukan kesadaran.
Marx
dapat juga dikatakan memiliki ideologi yang potensi dan juga teori ideologi
yang teliti. Dalam The German Ideology, ia dan Engels
membandingkan cara melihat dunia dan cara kamera menangkap gambar dan
merekamnya secara terbalik. Bagian dalam mata kita mencatat sekumpulan
keyakinan-keyakinan yang menentukan tindakan dalam dunia material.Namun,
“proses kehidupan aktual” adalah tindakan dalam dunia material yang menentukan
sekumpulan keyakinan-keyakian.Komunisme adalah gerakan yang sebenarnya bukan
berdasarkan kata-kata saja tetapi bertindak.
Walaupun
Marx telah menempatkan ekonomi menjadi perhatian yang paling utama dalam
asumsinya, ia tidak mengemukakan bukti bahwa ekonomi merupakan faktor yang
lebih menentukan dibandingkan umur, nasionalisme, hubungan darah, curah hujan
tiap tahunnya atau sejumlah “fundamental” lainnya yang tak terbatas. Metedologi
pragmatisme empiris Marx memang telah menjadi kekuatan sekaligus
kelemahannya.Sebagaimana diketahui bahwa konsep-konsep tentang kelas sosial dan
pertarungan antar kelas dalam masyarakat modern adalah inti penemuan Marx
Menjadi kekuatan karena sarjana-sarjana tidak dapat dan tidak
mengenyampingkan penemuan monumentalnya tersebut. Menjadi kelemahan karena
hubungan kelas ekonomi dengan ideologi tidak pantas dianggap sebagai penyebab
sejarah yang utama hingga penemuan monumental yang sama digunakan terhadap
semua penyebab kemungkinan dari semua periode sejarah.
Sering
dikatakan bahwa kegagalan Marx yang paling mencolok adalah tidak dapat
menjelaskan posisi kelas yang dibelanya.Ia merupakan kelas menengah, sementara
yang kelas yang dibelanya adalah kelas proletar. Kelas proletar atau pekerja
adalah kaum yang tidak memiliki alat-alat dan bentuk-bentuk produksi seperti
yang dimiliki kaum borjuis.Kaum pekerja hanyalah menjual tenaga kerja kepada
kelas penindas hanya sekadar mereka untuk tetap bisa hidup. Marx bertindak
sebagai orang yang berdiri di luar sistem, ia lebih tertarik pada kekuatan sosial
berskala besar yang menggerakkan sejarah daripada kesadaran yang dilakukan
seorang individu saja. Misalnya saja dalam tulisannya The Eighteenth
Brumaire, ia menunjukkan sensitifnya mengenai hal tersebut. Dalam
asumsinya, sejarah tidak digerakkan oleh tokoh-tokoh besar melainkan oleh massa
rakyat yang banyak. Marx menempatkan dirinya menjadi orang luar dari kelas yang
dibela sebagai komentator yang aktif, yang dapat melihat kepentingan kelas
tersebut secara jelas.Ia mengatakan secara ilmiah ia dapat mengetahui dengan
benar apa kepentingan atau keinginan kelas. Bauer dan Ruge memberikan kritik
terhadap pernyataan Marx, mereka menyatakan bahwa hanya orang dalam kelas itu
sendirilah yang mengerti kepentingan mereka, standar kelas atau kepentingan
kelas.
Sementara
Schumpeter mengatakan bahwa konsep kepentingan kelas Marx itu hampir senilai
dengan interpretasi sejarah ekonomi itu sendiri. Tanpa kriteria kelas yang secara
alamiah objektif akan sulit untuk ditetapkan bahwa kelas adalah motif
fundamental dalam kekuatan sejarah. Teori perkembangan objektif sejarah Marx
telah dirusak oleh faktor-faktor interpretasi subjektifnya.Jika konsep kelas
menjadi kunci dalam interpretasi ekonomi, dan konsep kelas menjadi ambigu, maka
kembali ke pertanyaan semula yaitu, mengapa ekonomi menjadi penting bagi Marx
sendiri?Jawabnya adalah karena kapitalis telah membuat ekonomi begitu
penting.Berdasarkan uraian ini, penulis berpendapat bahwa ketidakmampuan Marx
menjelaskan mengapa ekonomi dan kelas begitu penting dalam sejarah manusia
adalah hanya karena Marx sendiri ingin mengkritik para kapitalis yang telah
mengutamakan ekonomi.
Kesimpulan
Sebagai teoretis sosial Marx juga dikenal sebagai
tokoh propokatif dan
berpengaruh.Pendirian fundamentalnya bahwa kelas adalah penentu utama dalam
pemikiran atau sejarah umat manusia mendorong sarjana-sarjana untuk mencari
penyebab sosial dalam keterangan yang baru. Kelas borjuis adalah target yang
menjadi kritik Marx serta karakteristik kelas borjuis adalah kebenaran. Namun
membagi masyarakat dengan hanya dua kelas tidaklah semudah itu.Sehingga Komunis
yang sekarang juga dengan mudah mengikuti asumsi ini, masyarakat hanya terdiri
dari dua kelas. Bila tidak memihak pada kelas yang satu maka ia merupakan lawan
kelas tersebut. Idealnya komunisme adalah tanpa eksploitasi karena menurut Marx
eksploitasi ini mengurangi makna kemanusiaan itu sendiri.Marx menginginkan
masyarakat hidup harmonis tanpa ada perbedaan kelas, sebagaimana tujuan
dilakukakannya revolusi.
No comments:
Post a Comment