Wednesday 20 January 2016

Mengenai Historiografi

Oleh : Hasan Sadeli
Sebelum mengenal  tulisan, kebudayaan barat terlebih dahulu mengenal gambar-gambar arkais seperti gambar binatang buruan, manusia, serta aktivitasnya. Gambar-gambar tersebut terdapat di gua-gua seperti yang terdapat dorgone spanyol. Di indonesia bagian timurpun terdapat gambar-gambar arkais, misalnya di kalimantan, kepulauan kai, seram, teluk triton, dan beberapa tempat di Sulawesi selatan. Demikianlah cara manusia dahulu mengekspresikan diri sebelum mengenal tulisan. Gambar-gambar tersebut diperkirakan berasal dari masa 18.000-7.000 SM. Mereka memanfaatkan gua-gua, dan karang untuk perlindungan dan tempat istirahat, pola ini oleh ahli prehistori disebut dengan abris sous rosches (tempat perlindungan dibawah karang dan atau gua). Gambar-gambar yang umumnya terdapat dipemukiman itu memperlihatkan pada kita bahwa terdapat nilai ekspresi dari aktivitas manusia dahulu yang ini sekaligus menandai periode klasik.
Adapun tulisan, mulai dikenal sejak beberapa ribu tahun SM, orang mesir sudah menggunakan huruf hieroglif dengan simbol-simbol. Alfabet pertama ditemukan di selatan palestina dan semenanjung sinai huruf tersebut diciptakan oleh orang-orang funisia dan biblos sekitar abad 19 SM.. Akan tetapi penemuan prasasti di dekat latakhiyeh daerah ugarit lama membuktikan bukan orang funisia yang pertamakali menemukan alfabet fonetis melainkan orang semit. Orang yunani kemudian menyempurnakan alfabet tersebut dan menyebarkannya ke eropa barat melalui orang romawi dan ke timur melalui byzantium. Seiring dengan perkembangan menulis, penyediaan teknologi sarana tulisan terus berkembang, kertas yang pada awalnya terbuat dari sutera dan bubur pohon murbei pertamakali ditemukan di cina pada awal abad pertama masehi.   Kertas linen modern baru muncul sekitar tahun 1250.
Para ilmuan berpendapat, sebelum konsep matematis tentang waktu ditemukan, terlebih dahulu konsep waktu diciptakan dari kesadaran pengulangan-pengulangan alam atau peristiwa-peristiwa sosial untuk menentukan hari-hari sakral. Kalender yang paling sederhana adalah yang didasarkan pada bulan (lunar calendar), Tahun matahari dipergunakan oleh orang mesir dan meksiko yang kemudian dijadikan kalender modern. Pada tahun 46 S.M. Julius Caersar memperkenalkan tahun matahari kepada bangsa romawi. Sedangkan di wilayah-wilayah berpenduduk islam dipergunakan pula kalender hijriyah yang tahun pertamanya jatuh pada perhitungan bulan dimulai pada 15 juli 622 Masehi. Dalam hal periodisasi, orang-orang mesir menggunakan  tahun-tahun terjadinya peristiwa besar sebagai kerangka kronologi untuk mengidentifikasi sejarah, sedangkan orang babylonia membuat kronologinya mengacu pada daftar raja-raja yang memerintah.
Historiografi yang akar katanya  berasal dari bahasa yunani yakni historia (penyelidikan) dan grafein (gambaran). Istilah ini sudah lama dipakai oleh orang, misalnya oleh Hecataeus yang menggunakan kata tersebut untuk menyebut hasil penelitiannya tentang gejala alam, juga herodotus yang melukiskan latar belakang geografis dalam karyanya mengenai peperangan orang persia. Pada bahasa inggris kemudian dikenal istilah historiografi yang didefinisikan a history of historical writing (sejarah penulisan sejarah).
Penulisan sejarah mengalami perkembangan setiap masanya, dan memiliki perbedaan tergantung daerah serta kebudayaan setempat. Pada masa lampau, seorang sejarawan memiliki fungsi untuk menafsirkan dan meneruskan tradisi bangsanya. Dan karenanya akan mempengaruhi terhadap fungsi, ciri, serta isi dari historiografi. Dalam perkembangan historiografi di barat, terdapat beberapa kemajuan. Pertama,  ketika oleh Jean Mabilon (pionir kritik eksternal) melalui kritik teks yang menekankan otentisitas sumber sejarah, mengingat saat itu penulisan sejarah dianggap kurang memperhatikan otentisitas sejarah, terutama sejarah abad pertengahan yang mengandalkan otoritas sumber-sumber gereja. Kedua, ketika Leopold Von Ranke (pionir kritik internal) yang mengemukakan tentang keharusan menulis sejarah sebagaimana peristiwa itu terjadi. Ranke menunjukan bahwa hal-hal yang bersifat irasional harus disingkirkan sehingga menjadi sebuah historiografi yang ilmiah, ini sekaligus dianggap sebagai loncatan besar dalam penulisan sejarah, ranke ingin menunjukan bahwa sejarah ialah sebuah ilmu. Ketiga,munculnya socio scientific approach yang melibatkan ilmu-ilmu sosial kedalam ilmu sejarah, Mazhab Anales dengan tokohnya Marc bloch dan Lucian febvre dapat dikatakan sebagai pionir dalam penelitian sejarah yang bersifat multidemensional tersebut.
Selanjutnya, peran sejarawan jerman Karl Lamprecht yang menghendaki perluasan studi sejarah mencakup kajian ekonomi dan budaya. Penggunaan metode kuantitatif dalam analisis sejarah seperti yang dipergunakan lamprecht dan sejarawan-sejarawan jerman selanjtunya akan memperkuat sejarah sebagai suatu disiplin ilmu. Disamping itu, aliran new history yang dimotori James Robinson semakin menegaskan bahwa penggunan ilmu-ilmu sosial untuk analisis sejarah memang tidak bisa dihindarkan. Sebagaimana halnya sosiologi sebagai disiplin ilmu yang ditegakan oleh tokoh-tokoh terkemuka macam Emile Durkheim, August Comte, dan Talcon Parson.