"Dia-lah Allah Yang Maha
Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada
beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara
dengan Dia". (Al-Ikhlas 112:1-4). Surat
Al-Ikhlas merupakan surat yang familiar dikalangan pemeluk Islam, dikarenakan
suratnya yang pendek dan mengandung arti yang memberi keterangan tentang Allah
secara sederhana namun mutlak. Allah tidak dapat dipersamakan dengan apapun
karena diluar Allah semuanya mahluk. Selain itu, akal manusia yang terbatas
tidak mampu menjangkau Allah utamanya dalam persfektif wujudiyah.
Manusia bisa saja melakukan
imajinasi untuk mengupayakan suatu karya yang bagus dan indah meskipun manusia belum pernah melihatnya secara langsung dengan mata telanjang.
Misalnya melukis nebula (awan gas tempat diproduksinya bintang-bintang) yang
memiliki rupa elok dengan luas dan besaran yang jauh melebihi diameter tata
surya. Manusia juga dapat merangkai kata mutiara atau mendeskripsikan
hasil penelitiannya yang rumit tentang segala bidang ilmu dengan baik. Manusia
mampu melakukan sesuatu hal yang dalam konteks mahluk lebih unggul dari ciptaan
tuhan lainnya oleh sebab manusia mampu mendayagunakan akal pikirannya.
Al Qur'an memberikan penjelasan
tentang keistimewaan manusia dalam banyak surat, sebagai penegasan tentang
statusnya sebagai khalifah di bumi. Dalam sejarah perkembangannya, manusia
melahirkan banyak ilmuwan diberbagai bidang, dan telah mengalami banyak
kemajuan. Artinya manusia telah mengalami peningkatan pengetahuan dalam sejarah
keberadaanya. Tuhan sang maha kasih memberikan anugerah tersendiri pada manusia
dengan jelas dan gamblang serta rinci sebagai bekal mengkhalifahi bumi. Akal
sebagai senjata yang diberikan tuhan serta indera-indera lainnya merupakan
suatu organisme yang harus dibudidayakan oleh manusia. Akan tetapi ternyata
kelengkapan yang dimiliki oleh manusia tidak diperkenakan olehNya untuk
mengetahui dzatNya secara langsung. Kita bisa melihat, mempelajari,
kemudian memahami alam semesta beserta isinya yang luas ini melalui penggunaan
indera dan akal, namun karena Allah alimul ghoib, maka kita tidak dapat
mengamatinya secara langsung.
Surat Al Ikhlas merupakan satu
dari sekian banyak surat dalam Al-Qur'an yang menjelaskan tentang keterbatasan
manusia khusunya yang menyangkut dengan pengetahuan tentang Allah. sebab Allah
tidak dapat di indera dengan software secanggih apapun, Allah hanya bisa
dirasakan kehadirannya, itupun dalam benak seorang yang khusyu. Akan tetapi
akal yang merupakan anugerah penting dari Allah dapat setidaknya memberi
pemahaman tentang bagaimana Allah itu. Akal mampu menjelaskan tentang kebesaran
Allah lewat luasnya alam semesta, akal pula dapat memberi pengetahuan tentang
maha bijaksananya sang Pencipta dari keseimbangan dan keteraturan kosmos. Para
ilmuwan saya kira, ialah kalangan yang memiliki ketakjuban tersendiri mengenai
hal ini, karena mereka mengetahui sesuatu yang mungkin tidak diketahui oleh
awam. Oleh karena itu, saya kira para ilmuwan terlepas apapun agamanya akan
memiliki kesadaran mendasar tentang unsur teologis yang menjadi asal usul
segala sesuatu.
Saya membayangkan bagaimana
jadinya jika dunia yang telah mengalami periodisasi kemajuan dibidang ilmu
pengetahuan dan peradaban ini berlangsung tanpa agama? apakah manusia mampu
menangkap makna atau hal esensial dibalik penemuan maupun perkembangannya?
apakah manusia akan mampu menjelaskan siapakah kreator agung yang menyediakan
sarana berupa jagat raya yang menakjubkan ini? apakah manusia mampu menjelaskan
mengapa sampai kini selain bumi tidak satupun ditemukan zona layak huni
diantara triliunan planet yang mengisi alam semesta maha luas ini? dari sinilah
barangkali Agama hadir sebagai suatu jalan yang mencerahkan kegelapan,
meneruskan kebuntuan, jawaban dari pertanyaan, dan setumpuk persoalan hakiki
lainnya yang besar kemungkinan hanya akan melahirkan spekulasi-spekulasi atau
bahkan pertanyaan tanpa akhir yang sungguh membuat akal menjadi sakit.
Agama merupakan rahmat terbesar
dari Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Melalui Al-Qur'an, Allah
memberikan informasi tentang apapun saja yang dapat dan tidak dapat diketahui
oleh manusia bahkan lebih dari itu. Sungguh, Allah tidak ingin mahluknya
terombang ambing dilautan kegelapan, karena pada hakikatnya Allah adalah cinta
yang tidak akan pernah ditemukan ujungnya. Wallahualam.