Monday, 13 February 2017

Memahami Batasan


"Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia". (Al-Ikhlas 112:1-4). Surat Al-Ikhlas merupakan surat yang familiar dikalangan pemeluk Islam, dikarenakan suratnya yang pendek dan mengandung arti yang memberi keterangan tentang Allah secara sederhana namun mutlak. Allah tidak dapat dipersamakan dengan apapun karena diluar Allah semuanya mahluk. Selain itu, akal manusia yang terbatas tidak mampu menjangkau Allah utamanya dalam persfektif wujudiyah.  
Manusia bisa saja melakukan imajinasi untuk mengupayakan suatu karya yang bagus dan indah meskipun manusia belum pernah melihatnya secara langsung dengan mata telanjang. Misalnya melukis nebula (awan gas tempat diproduksinya bintang-bintang) yang memiliki rupa elok dengan luas dan besaran yang jauh melebihi diameter tata surya. Manusia juga dapat merangkai kata mutiara atau mendeskripsikan hasil penelitiannya yang rumit tentang segala bidang ilmu dengan baik. Manusia mampu melakukan sesuatu hal yang dalam konteks mahluk lebih unggul dari ciptaan tuhan lainnya oleh sebab manusia mampu mendayagunakan akal pikirannya. 
Al Qur'an memberikan penjelasan tentang keistimewaan manusia dalam banyak surat, sebagai penegasan tentang statusnya sebagai khalifah di bumi. Dalam sejarah perkembangannya, manusia melahirkan banyak ilmuwan diberbagai bidang, dan telah mengalami banyak kemajuan. Artinya manusia telah mengalami peningkatan pengetahuan dalam sejarah keberadaanya. Tuhan sang maha kasih memberikan anugerah tersendiri pada manusia dengan jelas dan gamblang serta rinci sebagai bekal mengkhalifahi bumi. Akal sebagai senjata yang diberikan tuhan serta indera-indera lainnya merupakan suatu organisme yang harus dibudidayakan oleh manusia. Akan tetapi ternyata kelengkapan yang dimiliki oleh manusia tidak diperkenakan olehNya untuk mengetahui dzatNya secara langsung.  Kita bisa melihat, mempelajari, kemudian memahami alam semesta beserta isinya yang luas ini melalui penggunaan indera dan akal, namun karena Allah alimul ghoib, maka kita tidak dapat mengamatinya secara langsung.
Surat Al Ikhlas merupakan satu dari sekian banyak surat dalam Al-Qur'an yang menjelaskan tentang keterbatasan manusia khusunya yang menyangkut dengan pengetahuan tentang Allah. sebab Allah tidak dapat di indera dengan software secanggih apapun, Allah hanya bisa dirasakan kehadirannya, itupun dalam benak seorang yang khusyu. Akan tetapi akal yang merupakan anugerah penting dari Allah dapat setidaknya memberi pemahaman tentang bagaimana Allah itu. Akal mampu menjelaskan tentang kebesaran Allah lewat luasnya alam semesta, akal pula dapat memberi pengetahuan tentang maha bijaksananya sang Pencipta dari keseimbangan dan keteraturan kosmos. Para ilmuwan saya kira, ialah kalangan yang memiliki ketakjuban tersendiri mengenai hal ini, karena mereka mengetahui sesuatu yang mungkin tidak diketahui oleh awam. Oleh karena itu, saya kira para ilmuwan terlepas apapun agamanya akan memiliki kesadaran mendasar tentang unsur teologis yang menjadi asal usul segala sesuatu. 
Saya membayangkan bagaimana jadinya jika dunia yang telah mengalami periodisasi kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan peradaban ini berlangsung tanpa agama? apakah manusia mampu menangkap makna atau hal esensial dibalik penemuan maupun perkembangannya? apakah manusia akan mampu menjelaskan siapakah kreator agung yang menyediakan sarana berupa jagat raya yang menakjubkan ini? apakah manusia mampu menjelaskan mengapa sampai kini selain bumi tidak satupun ditemukan zona layak huni diantara triliunan planet yang mengisi alam semesta maha luas ini? dari sinilah barangkali Agama hadir sebagai suatu jalan yang mencerahkan kegelapan, meneruskan kebuntuan, jawaban dari pertanyaan, dan setumpuk persoalan hakiki lainnya yang besar kemungkinan hanya akan melahirkan spekulasi-spekulasi atau bahkan pertanyaan tanpa akhir yang sungguh membuat akal menjadi sakit. 
Agama merupakan rahmat terbesar dari Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Melalui Al-Qur'an, Allah memberikan informasi tentang apapun saja yang dapat dan tidak dapat diketahui oleh manusia bahkan lebih dari itu. Sungguh, Allah tidak ingin mahluknya terombang ambing dilautan kegelapan, karena pada hakikatnya Allah adalah cinta yang tidak akan pernah ditemukan ujungnya. Wallahualam.